Kupas Tajam Antropologi Dinamika Masyarakat dan kebudayaan
Kupas Tajam Antropologi Dinamika Masyarakat dan kebudayaan
Bersama Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom ( 11 juni ) Nama : FARNSISCO
L.Toruan Kelas: P2K Cipinang Fakultas : Ilmu Hukum Universitas Mpu Tantular
Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi - Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara pengertian dari dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi
antara anggota kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini
dapat terjadi selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada
dalam kelompok itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat
selalu berubah dalam setiap keadaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika
kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang
dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari adanya ketidakpuasan
masyarakat, sehingga masyarakat berusaha mengadakan penyesuaian.
Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi - Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan
kebudayaan sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan
tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat
dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara pengertian dari dinamika
ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang
dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam setiap keadaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari adanya ketidakpuasan masyarakat, sehingga masyarakat berusaha mengadakan penyesuaian.
1. Faktor demografi: yaitu bertambah atau berkurangnya jumlah
penduduk. Sebagai gambaran pertambahan penduduk yang saangat cepat di pulau
Jawa menyebabkan perubahan struktur kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan
lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti pemahaman terhadap hak atas tanah,
sistem gadai tanah, dan sewa tanah yang sebelumnya tidak dikenal secara luas.
2. Penemuan baru: proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi
terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut sebagai inovasi.
3. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat: dapat menjadi sebab timbulnya perubahan kebudayaan. Pertentangan
yang terjadi bisa antara orang perorangan, perorangan dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar kelompok yaitu
pertentangan antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan antar
generasi kerapkali terjadi pada masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang
dari tahap tradisional ke tahap modern.
4. Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri: perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi merupakan
perubahan besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga ke masyarakat.
Konsepsi Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Ada tiga konsep utama yang perlu diketahui dalam
memahami pergeseran masyarakat yakni :
1. Internalisasi
2. Sosialisasi; dan
3. Enkulturasi.
Dan melalui penyebaran budaya secara geografis akibat perpindahan
bangsa-bangsa proses pergeseran masyarakat dan budaya melalui proses :
·
Difusi ;
·
Akulturasi
·
Inovasi; dan
·
Penemuan Baru
Internalisasi
Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses
yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan
sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk
mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk
kepribadiannya. Menurut Effendi, R internalisasi adalah proses pengembangan
potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam
diri manusia itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.Dapat disiimpulkan,
bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi
yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh
lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Fathoni, A proses internalisasi
tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan
berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga
tergantung pada pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya.
Manusia mempunyai bakat yang telah
terkandung dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat,
nafsu serta emosi dalam kepribadian individunya namun wujud dan pengaktifannya
berbeda-beda dipengaruhi oleh stimuli yang ada pada alam sekitar dan lingkungan
sosial dan budayanya.Seperti bayi yang baru lahir, ada rasa tidak nyaman ketika
keluar dari rahim ibunya, dimana selama ini merasa begitu nyaman di sana. Maka
ia akan menangis, namun setelah di gendong, diselimuti, diberikan kepada ibunya
untuk disusui, dia kembali merasakan rasa aman yang selama ini telah
terinternalisasi kedalam dirinya selama berada di rahim. Sang bayi jadi tenang,
tidak menangis dan bahkan tertidur lelap. Begitupun dengan kehidupannya
berikutnya, dari hari ke hari dia akan menjalani banyak pengalaman hidup hingga
ia bisa “merekam” rasa senang, sedih, bahagia, simpati, cinta, benci, dsb.
Semua hal tersebut dipelajari dengan proses internalisasi.
Sosialisasi
Proses sosialisasi bersangkutan dengan
proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system sosial. Dalam proses
tersebut, seorang individu dari masa anak-anak hingga dewasa belajar mengenai
pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu yang menduduki
beraneka peranan sosial yang ada dalam kehidupan. Individu dalam masyarakat
yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena
prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial
yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
1. Individu harus diberi
keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
2. Individu harus mampu
berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca,
menulis dan berbicara.
3. Pengendalian fungsi-funsi
organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
4. Individu harus dibiasakan
dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
Enkulturasi
Dalam bahasa Indonesia, enkulturasi juga
dapat dikatan sebagai pembudayaan dimana dalam proses tersebut seorang individu
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat,
system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan.
Difusi
Yang dimaksud dnegan difusi yakni
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia. Contohnya
kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang yang bermigrasi ke suatu tempat. Di
Indonesia contohnya ACEH yang merupakan singkatan dari Arab-China-Eropa-Hindia,
disana berbaur berbagai macam masyarakat yang memiliki kebudayaan asal sebelum
akhirnya tinggal dan menetap di Aceh. Saat ini proses difusi tidak selalu
dibawa dengan proses migrasi orang-orang dari satu tempat ke tempat lain, namun
bisa dengan media informasi seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan
televisi.
Akulturasi
Yakni proses sosial yang timbul bila
suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan
unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah
oleh kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri. Penilitian akulturasi dimulai sekitar tahun 1910 dan semakin banyak
pada tahun 1920, penelitian tersebut bersifat deskriptif dengan melukiskan satu
peristiwa akulturasi yang kongkret pada satu atau beberapa suku bangsa tertentu
yang sedang mendapat pengaruh unsure-unsur kebudayaan Ero-Amerika. Setelah
Perang Dunia ke-II, penelitian terhadap masalah akulturasi semakin besar lagi.
Sejak kecil proses akulturasi sudah dimulai
dalam alam pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga, kemudian teman
bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung
dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu proses akulturasi disebut juga dengan
pembudayaan. Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang
berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan dengan
baik dapat menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan
unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing
tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap
sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri. Contoh akulturasi yakni saat datangnya
kapal-kapal Portugis ke Maluku di Banda, idore, Ternate lalu NusaTenggara.
Proses akulturasi terjadi selama 3 abad, sehingga disadari atau tidak telah
banyak terjadi perpaduan budaya di daerah-daerah tersebut, bahkan sudah menjadi
budaya tersendiri yang diwariskan kepada anak-cucu.
Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial yang timbul apabila ada :
· Golongan-golongan manusia
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda;
· Saling bergaul langsung secara intensif untku waktu lama, sehingga
Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsure-unsurnya masing-masing berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Kasus asimilasi banyak
terjadi di Amerika Serikat, dimana timbul berbagai masalah yang berhubungan
dengan adanya individu-individu dan kelompok imigran yang berasal dari berbagai
suku bangsa di Eropa, yang mempunya kebudayaan yang berbeda-beda. Di Indonesia
banyak golongan khusus, baik yang berupa suku bangsa, lapisan sosial, golongan
agama, pengetahuan mengenai seluk-beluk asimilais dari tempat-tempat lain di
dunia menjadi penting sekali sebagai bahan perbandingan.
Perputaran Budaya
Perputaran Budaya Menurut Stuart Hall
Berikut adalah diagram perputaran budaya (circuit of
culture) menurut Stuart Hall :
Berikut adalah diagram
perputaran budaya (circuit of culture) menurut Stuart Hall :
Budaya merupakan salah satu konsep sulit dalam ilmu sosial dan ada banyak cara untuk mendefinisikannya. Dalam masyarakat tradisonal budaya sering diartikan sebagai “hal terbaik yang pernah dipikirkan dan dikatakan” dalam sebuah masyarakat. Sebuah perwujudan ide besar yang ditampilkan dalam bentuk karya klasik literature, lukisan, music dan filosofi. Dalam dunia yang lebih modern budaya diartikan sebagai penyebaran secara meluas prosuk-produk busaya seperti musik pop, penerbitan, seni, disain dan sastra, aktivitas kesenangan lainnya yang membuat hidup dunia kebanyakan manusia biasa, yang dikenal juga dengan budaya missal atau budaya popular. Dimana dalam antropologi dibahas mengenai berbagai macam gaya hidup orang-orang dari berbagai macam ras dan suku bangsa.
Dalam Perubahan/Pergeseran Budaya
(culture turn) penting untuk benar-benar memahami definisi budaya. Budaya tidak
hanya sekedar produk seperti novel, lukisan, tv program ataupun komik, namun
budaya adalah sebuah proses, seperangkat aktivitas (set of practices). Pada
dasarnya, budaya konsern pada pemberian makna dan pertukaran makna antar sesame
anggotamasyarakat. Bagaimana dua atau tiga orang dikatan memiliki budaya yang
sama yakni ketika mereka memiliki interpretasi yang sama, cara yang sama dalam
mengekspresikan diri mereka ke dunia luar. Oleh karena itu, budaya bergantung
pada kesamaan pemaknaan orang-orang akan apa yang terjadi dengan diri dan
sekitar mereka.
Budaya merupakan perasaan, penerimaan
dan emosi yang terkonsep dengan baik yang ditunjukan pada lingkungannya, hal
inilah yang disebut sebagai “representation”. Sebuah proses dimana manusia ingin
menyampaikan pesan tentang bagaimana dirinya ingin dipahami oleh orang lain, a
process to send messages. Ibnu Kaldun, menyampaikan bahwa kemampuan dalam
proses menyampaikan pesan tersebut sebagai malakah (kemampuan dan
keistimewaan). Jika tercipta pada seseorang atau kelompok masyarakat suatu
malakah untuk menyusun kata agar berbentuk suatu ungkapan yang sesuai dengan
maksud dan tujuan dengan mempertimbangkan pemakian susunan yang sesuai dengan
tuntutan situasi dan kondisi.
Malakah hanya dapat diperoleh dengan
berulang-ulangnya kejadian. Sebab, pada mulanya, suatu perbuatan terjadi lalu
setelah itu muncul suatu sifat yang menjelaskannya. Kemudian sifat ini terjadi
berulang-ulang maka jadilah dia Hal. Hal adalah sifat yang belum kuat, kemudian
setelah kejadian ini makin banyak dan berulang, maka inilah yang disebut dengan
malakah yaitu sifat yang tertancap kuat atau oleh Stuart Hall didefinisikan
sebagai message.
Seorang pembicara dalam Bahasa Arab, mekita mempunyai malakah bahasa
Arab, maka ida akan mendengarkan bahasa dari penduduk negerinya. Bahasa
tersebut digunakan dalam mengutarakan maksud, serta cara mengungkapkannya,
sebagaimana anak kecil mendengarkan penggunaan kosa kata saat pertama kalinya
dan menirukannya. Lalu anak tersebut mulai mendengarkan susunan yang dipakai
dan menirukannya, sehingga kemudian ia sering mendengarkan penggunaan kata
tersebut pada setiap kesempatan dan dari berbagai pembicara, dengan penggunaan
yang berulang-ulang, akhirnya hal itu menjadi suatu malakah atau sifat yang
tertancap kuat yang membuatnya tak ubahnya salah satu dari mereka (yang sudah
ahli berbahasa)
Demikianlah suatu bahasa berjalan dari satu generasi ke generasi dan
dipejalari oleh orang non-Arab dan anak-anak. Inilah makna apa yang disampaikan
oleh orang awam bahwa bahasa mempunyai karakter yang disandarkan pada malakah
yang ada pada saat pertama kali bahasa tersebut diambil dari mereka, bukan
pihak lain. Proses inilah yang dinamakan produksi dan internalisasi budaya.
Lebih jauh lagi Hall menyatakan bahwa
representasi merupakan sistem penghubung antara bahasa (baik secara verbal
mapun visual) dan kultur. Terdapat dua prinsip representasi sebagai produksi makna
melalui bahasa yaitu:
1. Mengartikan dalam pengertian menjelaskan atau menggambarkan sesuatu dalam
pikiran dengan sebuah gambaran imajinasi untuk menempatkan persamaan dalam
pikiran kita.
2. Representasi menjelaskan konstruksi makna sebuah symbol. Dengan prinsip ini
berarti representasi digunakan untuk menjelaskan (konstruksi) makna sebuah
simbol, sehingga kita dapat mengkomunikasikan makna objek melalui bahasa kepada
orang lain yang bisa mengerti dan memahami konvensi bahasa yang sama Menurut
Stuart Hall, representasi menunjuk pada proses maupun produk dari pemaknaan
suatu tanda. Ia merupakan bagian yang esensial dari proses dimana makna
dihasilkan atau diproduksi. Representasi ini, pada puncaknya akan membentuk
identitas seseorang atau kelompok.
Sedangkan “production” yang ada dalam circuit of culture ingin menegaskan bahwa dalam kenyataannya
proses representasi yang dilakukan seseorang atau kelompok tertentu akan
dilalui dengan berbgaia cara dan jalur tertentn dengan berbagai macam proses
dan tindakan. Siapa kita, siapa suatu bangsa akan tercipta melalui proses
interaksi yang berlangsung konstan dengan berbagai macam
grup/kelompok/masyarakat. Produksi merupakan salah satu elemen dari beberapa
elemen yang terdapat dalam circuit of culture, antara lain: produksi
(production), konsumsi (consumption), regulasi (regulation), representasi
(representasion), dan identitas (identity). Hubungan antara satu elemen dengan
elemen yang lain dalam circuit of culture merupakan hubungan yang dialogis dan
tidak mempunyai pola yang pasti, absolut dan esensial. Produksi hanyalah salah
satu elemen dalam circuit of culture yang tidak dapat dipisahkan dari isu
representasi, identitas, konsumsi, dan regulasi.
Komentar
Posting Komentar